We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 1386
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1386 Untung saja perjodohan ini tidak terjadi

Ekspresi Axel dan Alina tampak mengeruh.

Setelah kejadian yang barusan ini, mereka sudah bisa memahami bahwa keluarga Brussel sama sekali tidak

memandang mereka sebelah mata.

Apalagi, meskipun Alan sudah menikah dengan Merry Brussel namun pada dasarnya kehidupannya di dalam

keluarga Brussel ini tidak terlalu baik.

Alan menjadi sangat kurus dan tua. Mungkin karena dia selalu mengalami banyak penderitaan di dalam keluarga

Brussel.

Namun, kalau dipikirkan kembali dengan seksama, sebenarnya hal ini juga cukup wajar.

Saat Alan menikahi Merry, itu seolah–olah dia yang menikah ke dalam keluarga Brussel.

Dan dalam keluarga terpandang seperti keluarga Brussel itu, siapa yang akan menghormati menantu pria seperti

itu?

Mau tak mau Axel dan Alina jadi teringat dengan Reva. Bukankah mereka juga memperlakukan Reva dengan cara

seperti itu?

Keduanya menghela nafas lalu Axel menarik Alan ke sisinya dan berkata, “Si tua Alan, sudahlah lupakan saja.”

“Kedatangan kami ke sini itu untuk menengokmu.”

“Sedangkan tentang ulang tahun si lelaki tua itu sama sekali bukan hal penting bagi kami!”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Kau tidak perlu merasa sungkan. Kita adalah sahabat lama yang sudah bertahun–tahun tidak bertemu. Yang

paling penting adalah kita bisa bertemu, mengobrol dan minum bersama lagi.”

Secara refleks Alan menunjukkan ekspresi sedih. Dia duduk di samping Axel dan matanya tampak agak memerah.

“Axel, maafkan aku…”

Axel menepuk bahu Alan dan berkata, “Aduhh kita kan sudah dekat sekali seperti kakak dan adik saja. Untuk apa

kau berbicara seperti itu?”

Lalu ketiganya duduk dan mengobrol sebentar. Tidak lama kemudian tampak ada sekelompok anak muda yang

berjalan ke arah sini dari kejauhan.

Saat Alan melihatnya, matanya langsung berbinar.

Dia segera bangkit berdiri dan menarik salah satu pemuda tersebut.

“Axel, mari aku perkenalkan kepadamu.”

“Ini putraku, Richie Howard.”

“Richie, ini adalah paman Axel yang pernah aku ceritakan kepadamu.”

“Cepat sapa paman Axel!”

Ujar Alan dengan sambil tersenyum.

Axel langsung tertawa, “Ooh, ini Richie. Sudah besar dan tinggi sekali dia!”

“Waktu terakhir kali bertemu itu dia masih kanak–kanak!”

“Richie, apa kau masih ingat denganku?”

Richie menatap Axel dari ujung kepala hingga ujung kakinya dengan sedikit rasa jijik di wajahnya, “Ingat!”

“Paman Axel dari kota Carson!”

“Waktu pertemuan terakhir kita itu, kau datang mencari papaku untuk meminjam uang,

kan?”

Axel langsung merasa malu.

Di waktu dulu, mereka sangat miskin dan melarat sehingga mereka datang mencari Alan dan meminjam uang

kepadanya beberapa kali.

Alan buru–buru berkata, “Richie, apa yang kau bicarakan?”

“Paman Axel adalah sahabat masa kecilku. Di waktu dulu, dia juga sering membantuku!”

“Hubungan aku dengan paman Axel–mu ini sudah seperti saudara sendiri.”

“Sejujurnya, beberapa tahun yang lalu, aku bahkan sempat mengobrol dengan paman Axel–mu dan kami

berencana untuk menjodohkan anak–anak kami agar bisa menjadi satu keluarga.”

“Dan sayangnya nak, kau kurang beruntung. Pada akhirnya, masalah perjodohan ini malah tidak jadi.”

“Kalau tidak hubungan di antara keluarga kita akan menjadi semakin dekat saja!”

Axel tidak bisa menahan tawanya. Di waktu dulu, mereka memang pernah membicarakan tentang masalah

perjodohan ini.

Ekspresi Richie langsung mengeruh, “Ooh, papa, kalau begitu aku sangat beruntung!”

“Untung saja, perjodohan ini tidak jadi dilakukan.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Kalau tidak, aku harus pergi ke kota Carson untuk memperistri seorang Cinderella?”

Ekspresi Alan langsung tampak agak berubah, “Richie, ba… bagaimana cara kau berbicara?”

Richie berkata dengan dingin, “Kenapa? Memangnya ada yang salah dengan ucapanku?”

“Kau menjodohkan aku dengan putri dari temanmu itu dengan seenaknya saja?”

“Meskipun kau sama sekali tidak memedulikan perasaanku juga setidaknya kau harus memikirkan tentang keluarga

Brussel kita, kan?”

“Pa, keluarga Brussel kita adalah keluarga terpandang.”

“Meskipun aku harus memperistri seorang wanita, namun setidaknya bebet, bibit dan bobot dari calon istriku itu

juga harus setara denganku, kan?”

Ekspresi Alan langsung berubah karena marah lalu dia menunjuk ke Richie, “Ba… ba… bagaimana. kau bisa

berbicara dengan cara seperti ini?”

Ekspresi Axel dan Alina langsung menjadi dingin. Ucapan Richie ini juga terlalu kasar, kan?

Tepat ketika Axel baru saja hendak membantahnya, tiba–tiba sebuah suara tajam terdengar dari arah belakang

mereka, “Pa, Ma, kenapa… kenapa kalian bisa ada di sini?”

Keduanya langsung menoleh dan melihat Nara yang mengenakan gaun putih sedang berdiri di belakang dan tidak

jauh dari mereka.

Saat melihat Nara, mata Richie langsung melebar.