We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 43
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 43

Harvey tidak mengatakan apa–apa dan hanya berdiri di sana dengan wajah kesal, sambil

membawa suasana tegang ke arah Selena.

Pita suara di tenggorokannya kembali bergerak. “Kuharap ini juga nggak ada hubungannya

denganmu. Hari pada saat kamu pergi dan tinggal di pemakaman selama tiga jam, ceritakan padaku

apa yang kamu lakukan?”

Selena hanya merasa itu sangatlah konyol. “Aku bilang, aku mengunjungi Nenek. Nggak ada lagi

yang aku ajak bicara, memangnya salah kalau aku lebih banyak bicara dengan Nenek? Lagi pula,

ini adalah batu nisan, bukan roti kukus yang bisa pecah begitu saja kalau aku memecahkannya!

Meski kau mau menuduhku, tolong berikan buktinya.”

“Perhatikanlah baik–baik, apa ini?!”

Harvey mengeluarkan beberapa foto lagi, tampak Selena memegang palu di tangannya, bahkan

Selena sendiri membeku sejenak.

“Ada seorang pria tua sedang memperbaiki makam yang menjatuhkan peralatannya. Aku melihat

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

dia sungguh kasihan, jadi aku mengambilkannya untuknya.”

Selena juga tidak tahu bagaimana seseorang bisa mengambil foto seperti itu, dia sendiri buru-

buru menjelaskan, “Aku cuma mengucapkan beberapa patah kata di depan makam Lanny, lalu

aku pergi dengan baik–baik. Harvey, kamu harusnya percaya padaku. Lagipula, buat apa aku

berbuat begitu? Apa untungnya bagiku?”

Melihat penampilannya yang bingung dan berdalih, Harvey merasa begitu menggelikan. Jari- jarinya

yang panjang dan ramping mengangkat dagunya, lalu ujung jarinya menekan bibirnya. Kenapa mulut

secantik ini nggak mengatakan satu kata pun yang benar? Chandra juga sudah mengakui kalau dialah

yang memberitahumu tentang kuburan Lanny. Kamu bahkan melakukan upaya khusus dengan

menyewa detektif swasta.”

Dia tahu bahwa tidak ada yang bisa disembunyikan dari mata Harvey, jadi dia langsung mengakui, “Ya,

aku memang menyewa seorang detektif untuk menyelidiki masalah ini, tapi aku melakukannya demi

mencari tahu kenapa kamu tiba–tiba menjadi seperti ini? Meski aku tahu kalau Kezia adalah Lanny,

aku cuma akan meletakkan buket bunga di depan kuburannya dan kemudian pergi ke kuburan

nenekku, belum lagi fakta bahwa aku… aku sedang sakit, aku nggak

punya kekuatan untuk bisa mengacaukan batu nisan hingga jadi seperti ini!”

“Kamu pikir aku bakal percaya? Lanny dikenal sebagai Kezia sampai akhir hayatnya. Selain Keluarga

Bennett–mu, dia nggak punya musuh sama sekali. Katakan padaku, setelah dia meninggal selama dua

tahun, siapa lagi yang bisa menghancurkan batu nisannya?”

“Kalau orang lain nggak

ngkin, lantas aku yang mungkin?”

1/2

“Ya, kamu nggak senang karena aku bersikap dingin padamu selama dua tahun terakhir. Kamu

menyalahkanku karena nggak menyelamatkan anak itu. Kamu menyalahkanku karena membuat

Keluarga Bennett bangkrut, kamu membenciku. Terlebih lagi, kamu membenci Lanny yang membuat

Keluarga Bennett menjadi seperti ini. Begitu kamu tahu identitasnya, kamu sengaja melampiaskan

kemarahanmu pada makamnya!”

Selena menggelengkan kepalanya berulang kali. “Nggak begitu…”

Harvey melangkah lebih dekat dan melanjutkan, “Kamu jelas-jelas berniat memutuskan untuk

menceraikanku, tapi kamu tiba–tiba mau mengundurkannya hingga sebulan. Apa yang sedang

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

kamu rencanakan? Kamu ingin membalaskan dendam Arya, bukan?”

Air mata Selena langsung bergulir satu per satu. Dia merasa benar–benar tidak dapat membela

diri saat ini. Dia menggelengkan kepalanya berulang kali. “Nggak, aku nggak pernah berpikir

seperti itu!”

Namun, Harvey tidak mendengarkan penjelasannya saat ini. Dia mulai mengencangkan jari- jarinya

sedikit dan mencubit rahang Selena sampai Selena kesakitan, matanya bersinar dengan

kekecewaan.

“Selena, kamu tahu… betapa aku berharap masalah ini nggak ada hubungannya denganmu. Aku

bahkan menyuruh orang untuk mencari bukti selama seharian demi membuktikan kalau kamu memang

nggak terlibat, tapi aku hanya menemukan ini. Hari ini kamu pergi ke rumah sakit jiwa, lalu Jane bunuh

diri. Apa yang kamu katakan padanya? Apa menurutmu, Arya bisa bangun untuk membalas dendam

pada orang lain?”

Dia menyalahkan semuanya pada Selena yang kehilangan kata–kata.

Lanny adalah hal kelam bagi Harvey. Setelah meninggal, batu nisannya dihancurkan dan kuburannya

digali. Ini tentu sangat tidak menghormati almarhum, bahkan lebih tidak menghormati Keluarga Irwin–

nya. Siapa yang bisa tahan dengan ini?

Jari–jari Harvey kini meluncur ke bawah dan akhirnya mendarat di leher ramping Selena, kemudian

cengkeramannya perlahan menguat.